RenunganHarian Pelita Hati Minggu, 28 April 2019Hari Minggu Kerahiman IlahiInjil Yohanes 20:19-31Bersama Romo Thomas Suratno, SCJGereja Katolik St StefanusP
Kata Yesus kepadanya ”Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Betapabahagianya orang yang tidak melihat, namun percaya." TL: Maka berkatalah Yesus kepadanya, "Oleh sebab engkau sudah nampak Aku, engkau sudah percaya juga; berbahagialah orang yang percaya, meskipun tiada nampak." KSI: Sabda Isa kepadanya, "Engkau percaya karena engkau telah melihat Aku. Berbahagialah mereka yang percaya sekalipun belum
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Yoh 2029. Sebenarnya dalam hidup kita ini, banyak hal yang tidak bisa kita lihat, namun kita percaya bahwa hal itu ada. apakah saudara pernah melihat usus dalam perut sendiri? Pernahkah melihat paru- parumu? pernahkah kita melihat ginjal kita sendiri? tidak. tetapi kita percaya bahwa itu semua ada dalam diri kita. Jikalau kita harus membuktikan bahwa itu ada dengan cara mengoperasi dan mengeluarkannya maka itu tindakan bodoh. Kita tidak pernah melihat kutub utara yang katanya penuh es, namun kita percaya melalui informasi bahwa kutub utara itu ada dan seperti itu. Kita tidak pernah lihat ada setan, namun kita percaya setan itu ada. Bulu kuduk merinding, kita ngeri melihat orang kerasukan. Kita ini berbahagia karena banyak hal yang kita tidak lihat namun kita percaya bahwa itu ada. Saudara tidak perlu operasi tubuh agar supaya percaya bahwa dalam tubuhmu ada usus, ginjal, hati. Ini sudah bahagia. Kita bisa menjalani hidup dengan tenang karena kepercayaan itu, bisa menjaga organ-organ tubuh kita agar tetap sehat. jadi sebenarnya, percaya tanpa melihat itu, sudah sering kali kita alami. Saya pun yakin bahwa Tomas juga sering kali menjalani hidup yang percaya walaupun dia tidak bisa lihat. Namun kali ini, imannya Tomas mengalami sedikit masalah, yakni dia harus melihat dahulu barulah dia bisa percaya. Kemudian Tuhan Yesus menjumpai Tomas dan mengundang Tomas mencucukkan jarinya ke dalam lambungnya. Tomas langsung percaya dan berseru, ya Tuhanku dan Allahku. Tuhan Yesus kemudian berkata “karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Joh 2029. Tomas sudah melihat Tuhan dan Yesus dan dia percaya. ini baik karena banyak orang yang sudah melihat Yesus tetapi tidak percaya. Namun ada yang lebih baik dan lebih berbahagia, yakni mereka yang tidak melihat Tuhan Yesus namun percaya. Siapa itu yang tidak melihat Tuhan Yesus dan percaya? apakah murid-murid? Bukan, sebab murid-murid melihat Tuhan Yesus dan percaya. Lalu siapa yang dimaksud Tuhan ketika mengatakan berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya? Kitalah yang dimaksudkan oleh Kristus ketika mengatakan kalimat itu. Orang-orang Kristen yang tidak hidup sezaman Tuhan Yesus, tentunya tidak melihat lagi Tuhan Yesus. Namun walaupun mereka tidak melihat Tuhan Yesus, mereka percaya. Saudara dan saya tidak melihat Tuhan Yesus, namun kita percaya kepada-Nya. Kita percaya bukan karena melihat tetapi karena mendengar dan membaca firman Tuhan. Saudara perhatikan Yoh 20 31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. Joh 2031. Iman kita berasal dari mana? dari apa yang dicatat oleh kitab suci. Kita percaya bukan karena kita sudah melihat Yesus yang menampakkan diri kepada Tomas, tetapi kita percaya kepada Kristus oleh karena apa yang dicatat dalam kitab suci. Tuhan mengatakan orang yang seperti ini berbahagialah. Kita berbahagia karena meskipun kita tidak mengalami pengalamannya Tomas, yakni melihat secara langsung Tuhan Yesus, namun dengan membaca pengalaman Tomas ini, kita pun boleh memiliki iman yang seperti Tomas, setelah dia berjumpa dengan Kristus. Iman saudara tidak lebih kurang dari Tomas, walaupun saudara tidak berada di sana saat itu. Iman kita sama dengan Tomas, walaupun kita sekarang berada di zaman dimana kita tidak melihat Tuhan Yesus secara fisik. Kita sama berimannya dengan Tomas dan murid-murid melalui apa yang dicatat oleh Yohanes. Iman kita bukan melalui apa yang kita lihat,. Iman kita datang melalui pendengaran dan apa yang kita baca. itulah sebabnya mengapa Yohanes mengatakan dalam Yohanes 2031, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. Joh 2031. Doa Tuhan Yesus, sekalipun kami belum pernah melihat-Mu, namun kami mengasihi-Mu. Kami percaya kepada-Mu, sekalipun kami sekarang tidak melihat-Mu. Kami bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan itu. Peliharalah iman kami ini dan ajarkan kami untuk menerapkan iman kami dalam pergumulan kami setiap hari. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa Johannis TrisfantGKIm Ka Im Tong, Bandung
PEMBUKAANP: Ya, Allah, bersegeralah menolong aku. U: Tuhan, perhatikanlah hambaMu. Madah Mari kita bergembira Merayakan hari Paska Sambil bernyanyi memuji Dengan hati tulus murni. Kristus sudah di
Anda bisa menjadi kolumnis ! Kriteria salah satu akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah ateisme merupakan kata benda bermakna paham yang tidak mengakui adanya Tuhan. Dari pemaknaan semantikal itu dapat ditafsirkan bahwa pada hakikatnya ateisme merupakan sebuah paham. Paham Akibat merupakan sebuah paham maka ateisme rawan menimbulkan salah paham. Menarik bahwa KBBI tidak menggunakan kata percaya tetapi mengakui yang berakar pada kata aku maka jelas sangat amat subjektif, istilah ateisme terkait kepada bukan objektivitas namun subjektivitas. Berarti tidak ada ateisme objektif berlaku bagi semua orang. Maka ateisme si A beda dengan ateisme si B, beda dengan ateisme si C, terus berkelanjutan sampai si Z, lalu si AA beda dari si AB, beda dari si AC sampai AZ, dan selanjutnya secara tak terhingga sebab tak kenal batas maksimal alias infinitas. Kata kerja mengakui juga tidak sama dengan kata kerja mempercayai akibat atau maka insan yang di bibir tidak mengakui Tuhan belum tentu di lubuk sanubari tidak percaya Tuhan sebaliknya. Percaya menurut KBBI merupakan kata kerja, sementara saya menganggap percaya juga sebagai, maaf jika saya keliru, kata sifat sebelum dikatabendakan dengan awalan ke dan akhir an. Yahya 2026-29 Di dalam Alkitab Nasrani, istilah percaya tersurat dan tersirat pada Yahya 20 26-29 yang berkisah tentang Tomas sebagai berikut Tomas, salah satu dari kedua belas pengikut Yesus yang juga dipanggil Didimus, tidak bersama mereka ketika Yesus menampakkan diri di tengah-tengah mereka. Maka, para pengikut lainnya berkata kepada Tomas, “Kami telah melihat Junjungan!” Tetapi, ia berkata kepada mereka, “Jika aku belum melihat bekas paku pada tangan-Nya serta mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke lambung-Nya, aku tidak akan percaya.”
HiduplahHati Yesus melalui Hati Maria. Saudara-saudari sahabat Resi Dehonian yang dikasihi oleh Tuhan, kita berjumpa kembali dalam Resi renungan singkat Dehonian edisi Minggu 7 Agustus 2022. Hari ini adalah hari Minggu biasa ke XIX bersama saya Romo Antonius Tugiyatno SCJ dari Komunitas Kokonao Papua. Saya akan membacakan perikop Injil versi
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Berbahagialah Yang Tidak melihat, Namun 20 27 – 30. Kemudian Ia berkata kepada Thomas “ Taruhlah jarimu disini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan kedalam lubang-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah “ Kemudian Thomas menjawab “ Ya Tuhanku dan Allahku “Kata Yesus kepadanya “ karena engkau telah melihat aku, maka engkau percaya. “ Berbahagianlah mereka yang tidak melihat, namun percaya “Awal cerita adalah salah satu murid Yesus Thomas, saat memperoleh berita dari teman-temannya murid-murid Yesus lainnya , ia tidak percaya, jika belum melihat dan mecucukan jarinya ditangan bekas luka paku Yesus. Karena ketidak percayaannya, maka Yesus menampakan diri kembali kesekian kalinya, dan langsung berucap pada Thomas seperti ayat begitu ditantang oleh Yesus sambil menunjukan bekas luka ditangannya untuk memenuhi permintaannya, namun Thomas begitu melihat langsung berucap “ Ya Tuhan-Ku dan Allahku “.Ayat 30, jawab Yesus “ Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya “ Mengapa Yesus mengajarkan / mengulangi ajaran terakhir ini sebelum dia naik ke-sorga ? Yang sesungguhnya sudah pernah diajarkan saat-saat sebelum kematian-Nya tentang “ Percaya kepada-Nya “Sesungguhnya disinilah perasaan Kristus Yesus sebagai manusia, betapa ia bisa merasakan jika Ia kembali ke sorga, tentu terjadi kegoncangan hati murid-muridnya. Maka dikatakan “ Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allahmu percayalah juga kepada-Ku “ Untuk meyakinkan mereka bahwa janjinya tidak pernah luput. Janganlah bimbang karena akan diturunkan Roh Kudus dan tinggal dalam hati orang ini pernah terjadi saat Musa naik kegunung Sinai, bangsa Israel merasakan kehilangan pemimpin, sehingga akhirnya Harun juga terpengaruh dan mau menuruti kemauan bangsa Israel membangun lembu mas, sabagai pengganti Musa, Perasaan hati takut kehilangan 14, menjelaskan bahwa Yesus ada tugas lebih penting, yaitu Ia pergi akan menyediakan tempat untuk orang percaya, itulah janji yang jauh lebih penting dari segalanya. Maka dijanjikan kembali Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya, supaya mereka lebih dikuatkan, khususnya mereka orang percaya yang masih hidup dalam dengan kebangkitan-Nya, iman percaya kita tidak lagi goyang, karena kuasa maut sudah ditaklukan oleh-Nya. Apa lagi yang lebih penting selain persiapan tempat yang kekal di sorga bagi orang percaya ? karena kehidupan daging hanyalah sementara, Jika kita sehat 70 tahun, mungkin 80 tahun. Yang jelas sesudah itu kita akan dikumpulkan ditampat yang mulia, tiada air mata, tiada kesedihan. Itulah harapan yang kebangkitan-Nya akan membawa berkat bagi semua orang percaya. Keragu-raguan dikuatkan kembali. Lihat Filsafat Selengkapnya
BacaanAlkitab. 13 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. 14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal
Bacaan Kis. 242-47; 1Ptr. 13-9; Yoh. 2019-31 Kisah Injil sesudah hari minggu Paskah adalah penampakkan diri Yesus yang bangkit kepada para murid. Kepada Maria Magdalena, juga kepada para murid secara bersama-sama, maupun kepada dua murid yang kembali ke Emaus. Penampakan-penampakan itu disertai dengan kata-kata peneguhan dan pesan-pesan harapan. Reaksi para murid atas kehadiran Yesus yang bangkit itu bermacam-macam. Ada yang takut, ada yang ragu-ragu, bahkan bercampur gembira dan sukacita, juga ada yang percaya, tetapi ada pula yang tidak mudah percaya. Pengalaman sukacita penuh kegembiraan karena Yesus bangkit itu telah menampakkan diri kepada para murid ketika mereka berkumpul bersama, ternyata tidak dialami oleh Rasul Tomas. Tomas tidak melihat, tidak mengalami karena ia tidak ada dalam kebersamaan/persekutuan para rasul ketika Yesus menampakan diri-Nya. Berita gembira yang disampaikan kepadanya, tidak sedikitpun membangkitkan sukacita bagi Tomas. Ia malah ragu dan sama sekali tidak percaya. Dengan tegas ia mengatakan, “sebelum aku mencucukan jariku ke dalam lambung-Nya, aku tidak percaya”. Tomas rupanya tidak mudah percaya begitu saja. Ia jujur, terus terang, memiliki kepolosan hati dan tidak malu menyatakan ketidak tahuannya, Ia kritis terhadap apa yang ia percaya. Ia menuntut bukti. Namun, ketika ia berkumpul kembali dengan para murid yang lain dan Yesus yang bangkit itu menampakkan diri-Nya kembali, Yesus pun menyapa secara khusus Tomas yang kurang percaya itu. “.. jangan engkau tidak percaya lagi melainkan percayalah” “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya!” Percaya berarti tidak harus melihat dengan mata jasmani. Percaya adalah melihat dengan mata hati. Penuh penyerahan diri kepada Dia yang kita imani dalam Roh dan Kebenaran. Sebab percaya atau iman terungkap ketika mata hati dan budi terbuka menerima Allah yang agung dan mulia itu. Iman melampaui akal budi, tidak membutuhkan bukti dan jaminan untuk percaya. Iman itu artinya pasrah dan aktif menangkap kehendak Allah dalam setiap peristiwa hidup. Dan Tomas dengan penuh kerendahan hati, ia mengakui imannya, “Ya Tuhanku dan Allahku”. Ia bukan lagi menjadi Tomas yang kurang percaya atau ragu-ragu dan bimbang, tetapi menjadi seorang Rasul yang selanjutnya memberikan kesaksian imannya akan Yesus yang bangkit. Ia telah dibaharui oleh Yesus yang bangkit. Sikap Tomas sering menjadi sikap kita, yang tidak mudah percaya, ragu akan iman yang dihayati, sering menuntut bukti dan tertutup hati untuk menerima sapaan Allah dalam berbagai pengalaman dan peristiwa hidup kita. Menjadi manusia paskah, kita perlu belajar dari sikap iman Tomas. Yang dengan penuh kerendahan hati pada akhirnya mengakui imannya akan Yesus yang bangkit, Kita harus menjadi manusia paskah yang juga mewartakan kebangkitan Tuhan yang kita imani dalam dan melalui sikap dan cara hidup kita. Sebagaimana sapaan Yesus kepada para murid-Nya, “Damai sejahtera bagimu”, maka kita pun selalu mengusahakan damai sejahtera itu dalam relasi kita dengan Tuhan dan dengan sesama, juga dengan lingkungan sekitar. Membawa dan mewartakan damai sejahtera berarti membawa pengampunan, kegembiraan dan sukacita paskah, membawa pertobatan dan membawa kembali harapan dan kekuatan bagi yang menderita dan putus asa, bagi yang tidak percaya. Bahkan dalam situasi yang sedang kita hadapi dan alami saat ini, ketika seluruh dunia terpapar virus corona covid-19 ini, kiranya kita pun membawa damai sejahtera dengan cara seperti yang diharapkan dengan menjaga kesehatan diri dan sesama, di rumah saja, cuci tangan, jaga jarak,dll semuanya itu agar kita semakin mengalami damai sejahtera dan semoga wabah ini semakin dijauhkan dari muka bumi. Jika kita tidak menjaga dan melindungi diri kita dan sesama kita, menghargai orang-orang di sekitar kita, mendukung para petugas medis dan semua orang sakit, maka kita pun mengalami bahwa kita masih jauh dari damai sejahtera. Tuhan sering mendidik kita dengan peristiwa-peristiwa ini. Semoga kita selalu mampu membaca sapaan Tuhan melalui peristiwa-peristiwa itu; sehingga peristiwa-peristiwa yang kita alami ini menjadi kairos, menjadi peluang dan rahmat bagi kita untuk semakin percaya, semakin beriman kepada-Nya. Pesan Yesus bagi kita, “… jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah” “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”. Kita percaya juga bahwa badai ini pasti berlalu. Marilah seperti Tomas, dengan rendah hati kita berdoa, “Ya Tuhanku dan Allahku”. ***** Ditulis oleh Rm. Fransiskus Emanuel da Santo, Pr; Sekretaris Eksekutuf Komkat KWI, Jakarta
Tantanganiman zaman sekarang ini adalah percaya namun tidak melihat. Semoga kita yang beriman kepada Yesus tetap setia kepada-Nya meskipun tidak melihat-Nya
jucAYN. 190 382 5 329 435 444 13 406 59
berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya